Ringkasan Kitab Al-Burhan Fi Tajwid Al-Quran (Bag-2)
Ringkasan Kitab Al-Burhan Fi Tajwid Al-Quran (Bag-2) -
Salah satu kitab tajwid ringkas yang dapat menjadi bahan bacaan adalah kitab berbahasa Arab berjudul "Al-Burhan Fi Tajwid al-Quran". Kitab yang dibuat oleh Muhammad Shadiq Qamhawi ini memiliki jumlah halaman yang tidak begitu banyak.Kitab yang berisi 127 halaman ini terbagi menjadi dua bagian, sebagaimana dijelaskan dalam cover dan pengantarnya. Sekitar 100 halaman berisi penjelasan mengenai tajwid (Al-Burhan Fi Tajwid Al-Quran), sebagian sisanya diberi judul "Risalah Fi Fadhail al-Quran" atau keutamaan al-Quran.
Kitab berjudul "Al-Burhan Fi Tajwid al-Quran" ini pertama kali dicetak pada tahun 1985 M atau 1405 H. Berikut daftar ini kitab berjudul "Al-Burhan Fi Tajwid al-Quran" ini dengan urutan nomor :
Daftar isi "Al-Burhan Fi Tajwid al-Quran"
- Kata Pengantar
- Pendahuluan
- Isti'adzah
- Hukum-hukum Nun Sukun dan Tanwin
- Hukum Nun dan Mim bertasydid
- Hukum-hukum Mim Sukun
- Hukum Lam "al" dan Lam Fi'il
- Bab Makharijul Huruf
- Sifat-sifat Huruf
- Pembagian sifat menjadi kuat dan lemah
- Bab Tafkhim dan Tarqiq
- Bab Mitslain, Mutaqaribain, Mutajanisain, dan Mutaba'idain
- Bab Mad dan Qashr
- Macam-macam Mad Lazim
- Bab Waqaf dan Ibtida
- Bab Maqthu dan Mawshul
- Bab Ha Ta`nis yang ditulis dengan Ta Majrurah
- Bab Hadzf dan Itsbat
- Bab Hamzah Washal
- Pengertian dan Sifat al-Quran
- Keutamaan Membaca al-Quran
- Fasal tentang kesunnahan menangis saat membaca al-Quran
- Tentang syafaat al-Quran
- Tentang membaca ayat-ayat dan surat-surat tertentu
- Tentang kesunnahan memperindah suara saat membaca
Dalam sekian banyak judul yang terdapat dalam daftar isinya, dalam artikel ini akan diringkas seringkas mungkin tanpa menjelaskan pengertian atau penjelasan mengenai suatu hukum yang sudah biasa diketahui, misalnya penjelasan Idzhar Halqi atau Mad Thabi'i atau sejenisnya.
Artikel ini merupakan kelanjutan dari ringkasan sebelumnya. Di artikel bagian pertama dirangkum penjelasan dari bab 3 Isti'adzah hingga bab 10 pembagian sifat ke kuat dan lemah. Untuk membaca artikelnya, silahkan klik di sini.
11. Bab Tafkhim dan Tarqiq
Tafkhim (tebal) semakna dengan tasmin dan taghlidz. Kata tafkhim biasanya dipakai untuk huruf ro dan kata taghlidz untuk huruf lam. Lawan kata dari tafkhim adalah tarqiq. Huruf itu terbagi menjadi dua bagian yaitu huruf isti'la dan istifal.Huruf-huruf isti'la semuanya dibaca tebal atau tafkhim dalam kondisi apapun. Jumlah huruf isti'la ada 7 huruf dan dikumpulkan dalam sebuah perkataan Ibn Jazari. Sedangkan huruf istifal merupakan huruf yang dibaca tarqiq kecuali beberapa huruf yaitu lam dan ro dengan syarat tertentu.
Huruf lam dibaca tafkhim hanya terdapat dalam lafadz Allah yang didahului oleh huruf berharakat fathah atau dhammah. Jika sebelumnya kasrah maka lam nya kembali seperti semula yakni dibaca tarqiq.
Huruf ro dibaca tafkhim ketika berharakat atau sukun dengan pengecualian jika harakat nya kasrah maka kembali tipis. Kitab Al-Burhan menjelaskannya sesuai letak huruf ro nya, bisa di tengah atau di akhir kata.
Di akhir bab nya, penulis kitab memberikan tambahan bab penekan terhadap huruf-huruf tebal yang disukun dan biasanya terlewat tafkhimnya. (contoh nya idgham mutajanisain dan mutaqaribain yang naqish)
12. Bab Mitslain, Mutaqaribain, Mutajanisain, dan Mutaba'idain
Apabila dua huruf saling bertemu maka terbagi menjadi 4 macam yaitu Mitslain, Mutaqaribain, Mutajanisain, dan Mutaba'idain. Jika pengertian atau penjelasan mengenai Mutaba'idain jarang ditemukan, itu karena dalam Mutaba'idain tidak ditemukan hal-hal yang mewajibkan adanya Idgham.Sedangkan Idgham terjadi karena saling serupa (mitslain), sejenis (mutajanisain), dan berdekatan (mutaqaribain). Masing-masing dari 4 pembagian tersebut terbagi lagi menjadi tiga sehingga total keseluruhan nya ada 12 jenis pembahasan.
Pertama : Mitslain yaitu dua huruf yang sama baik makhraj dan sifat. Hukum bacaan Mitslain Shagir dibaca Idgham menurut seluruh imam. Jika Mitslain Kabir maka seluruh imam dibaca jelas kecuali imam as-Susi. Terakhir, Mitslain Muthlaq sepakat dibaca jelas.
Kedua : Mutaqaribain yaitu dua huruf yang berdekatan makhraj dan sifatnya (misal dzal dan zay), atau dekat makhraj tetapi sifatnya tidak (misal dal dan sin), atau dekat sifat tetapi makhraj nya tidak (misal dzal dan jim).
Mutaqaribain shagir dibaca jelas kecuali lam dan ro.Mutaqaribain Kabir sepakat dibaca jelas kecuali imam as-Susi. Begitu pula dengan mutaqaribain Muthlaq.
Ketiga : Mutajanisain yaitu dua huruf yang sama makhraj tetapi sifatnya berbeda. Mutajanisain Shagir dibaca jelas kecuali di 5 keadaan yakni dal dengan ta (begitu pula sebaliknya), ta dengan tha, dzal dengan dzo, tsa dengan dzal, dan ba dengan mim.
Mutajanisain Kabir sepakat dibaca jelas kecuali imam as-Susi. Sedangkan Mutajanisain Muthlaq sepakat dibaca jelas atau idzhar.
Keempat : Mutaba'idain yaitu dua huruf berjauhan makhraj dan berbeda sifat nya. Baik Mutaba'idain shagir, muthlaq, dan kabir seluruhnya sepakat dibaca jelas.
Kaidah untuk membedakan mana mutaqaribain dengan mutaba'idain adalah dengan melihat kedua huruf tersebut keluar dalam satu anggota tubuh atau dua anggota tubuh. Jika kedua huruf merupakan dua anggota tubuh misalnya huruf tenggorokan dengan bibir atau lidah maka disebut mutaba'idain.
Jika kedua huruf merupakan satu anggota tubuh, misal sama-sama di tenggorokan, maka dinamakan mutaqaribain, dengan syarat tidak ada pemisah antara kedua makhraj tersebut. Jika ada pemisah maka tetap disebut mutaba'idain misal huruf pangkal tenggorokan dengan huruf dekat tenggorokan.
13. Bab Mad dan Qashr
Mad terbagi menjadi dua yaitu Mad asli dan Mad far'i. Yang dimaksud dengan Mad Asli sama dengan Mad Thabi'i yaitu Mad yang berdiri sendiri tanpa bantuan huruf lain dan tidak disebabkan oleh hamzah maupun sukun, melainkan cukup dengan adanya huruf mad saja.Sedangkan mad far'i adalah mad yang lebih panjang dari mad thabi'i karena disebabkan oleh sebab-sebab yang sudah disebutkan seperti perubahan, hamzah, dan sukun. Dalam hukum Mad terdapat beberapa sebab, syarat, dan hukum sebagai berikut :
Sebab-sebab mad ada dua yakni lafdzi dan maknawi. Maknawi tidak dibahas di sini. Yang dibahas adalah sebab lafadz yakni disebabkan karena adanya hamzah dan sukun. Hamzah merupakan sebab dalam 3 hukum mad yaitu mad muttashil, mad munfashil, dan mad badal. Sedangkan sukun merupakan sebab untuk 2 mad yaitu mad aridh lissukun dan mad lazim.
Syarat-syarat mad ada 3 yaitu dhammah setelahnya wawu sukun, kasrah setelahnya ya sukun, dan fathah setelahnya alif. Alif hanya ada dalam kondisi sukun. Sedangkan wawu dan ya sukun bisa juga sebelumnya berharakat fathah dengan pembahasan mad dan lin.
Hukum-hukum mad terbagi 3 yaitu wujub (wajib), jawaz (jaiz), dan luzum (lazim). Hukum mad wajib hanya dimiliki oleh mad muttashil. Sedangkan hukum mad jaiz dimiliki oleh beberapa mad dan hanya disebutkan tiga yaitu mad munfashil, mad aridh lissukun, dan mad badal.
Untuk hukum mad lazim hanya dimiliki satu yaitu mad lazim. Pembahasannya dalam bab berikutnya.
14. Macam-macam Mad Lazim
Mad Lazim terbagi menjadi dua yaitu kalimi dan harfi. Masing-masing keduanya juga terbagi lagi menjadi mukhaffaf dan mutsaqqal. Kalimi adalah mad yang bertemu sukun dalam satu kata. Jika sukun nya idgham maka mutsaqqal, jika tidak maka mukhaffaf.Harfi adalah mad yang bertemu sukun dalam bentuk huruf. Terdapat dalam 8 huruf yang bisa mad dan lin. Untuk huruf yang ejaan nya terdapat mad maka dipanjangkan 6 harakat, sedangkan huruf yang ejaannya terdapat lin maka bisa 4 atau 6 harakat. Panjang lebih baik.
Huruf-huruf pembuka surat terbagi menjadi 3 macam : ada yang dibaca panjang 6 harakat total ada 8 huruf, ada yang dibaca seperti mad thabi'i total ada 5 huruf, dan ada yang tidak dibaca panjang total 1 huruf yaitu alif.