Ringkasan Kitab Akhtha Sya`iah Fi Tilawah al-Quran
Ringkasan Kitab Akhtha Sya`iah Fi Tilawah al-Quran -
Jika beberapa referensi memiliki judul dengan tema garis besar yang sama yakni Tajwid, kitab berikut ini memberikan sudut pandang yang lain. Kitab ini berfokus pada kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika seseorang membaca al-Quran. Nama kitab tersebut adalah al-Akhtha' as-Sya`i'ah fi Tilawah al-Quran.Kitab al-Akhtha' as-Sya`i'ah fi Tilawah al-Quran ini merupakan karya dari Abdurrahman Aytani. Kitab ini memiliki judul lengkap "al-Akhtha' as-Sya`i'ah fi Tilawah al-Quran ala Riwayah Hafsh an 'Ashim ibn Abi an-Nujud".
Artinya kesalahan-kesalahan yang dimaksud didasarkan pada qiraat atau bacaan yang diriwayatkan oleh imam Hafsh. Kitab ini pertama kali dicetak pada tahun 1997 dan memiliki ketebalan sebanyak 80 halaman. Kitab ini cukup ringan dan mudah dibaca.
Apa saja daftar isi dari kitab al-Akhtha' as-Sya`i'ah fi Tilawah al-Quran ini? Berikut daftar isinya:
- Muqaddimah (Pendahuluan)
- Kesalahan pertama dalam Basmalah
- Kesalahan kedua dalam Rasm Quran
- Kesalahan ketiga dalam pemahaman sebagian hukum tajwid
- Kesalahan keempat yang dirangkum dalam peringatan umum
- Kesalahan kelima dalam kata-kata yang seringkali salah
- Kesalahan keenam dalam hal waqaf dan ibtida'
1. Kesalahan dalam Basmalah
Basmalah merupakan sebutan ketika mengucapkan kata Bismillahirrahmanirrahim. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan mengenai bacaan basmalah. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan :Pertama, tidak boleh menyambungkan akhir surat dengan basmalah kemudian berhenti di basmalah tersebut. Hal ini dapat menyebabkan pendengar mengira jika basmalah termasuk salah satu ayah dalam surah itu, padahal maksudnya tidak demikian.
Kedua, Ulama memakruhkan menyambung basmalah dengan 4 awal surah berikut yakni surah al-Muthaffifin, al-Humazah, al-Qiyamah, dan al-Balad.
Ketiga, begitu pula sebagian Ulama lainnya memakruhkan menyambung basmalah dengan awal surah yang diawali dengan ayat-ayat tentang ancaman maupun celaka, misalnya awal surah al-Lahab, surah Muhammad, dan surah lain yang serupa dengannya.
2. Kesalahan dalam Rasm Quran
Di sub pembahasan kesalahan rasm quran ini, bisa penulis simpulkan bahwa pentingnya memakai mushaf yang menggunakan rasm utsmani sehingga para pembaca bisa meminimalisir kesalahan dan dengan mudah membaca waqaf atau washal di suatu kata.Misalnya kata "Rahmat" yang huruf ta (ت) nya biasanya ditulis dengan ta marbuthah (ة), kadang ditulis dengan ta biasa atau ta maftuhah (ت).
Selain memperhatikan rasm utsmaninya, diperhatikan juga tanda-tanda atau dhabt nya. Misalnya tanda Shifr Mustadir atau Shifr Mustathil, atau penulisan huruf sin kecil di atas huruf shad, dan lain sebagainya.
3. Kesalahan dalam pemahaman sebagian hukum tajwid
Yang dimaksud dalam pembahasan ini merupakan hukum-hukum tajwid yang jarang terjadi atau hanya sedikit contohnya di dalam al-Quran. Contoh-contoh tersebut juga biasa terjadi karena belum mengerti akan sebagian hukum-hukum tajwid.Misalnya ketika membaca surah Yasin dan menyambungkan ayat pertama dengan ayat kedua maka harusnya tidak terjadi Idgham sekalipun ada bunyi nun sukun yang bertemu wawu (tambahan: biasa di sebagian hukum disebut dengan idzhar riwayat).
4. Kesalahan-kesalahan yang dirangkum menjadi tanbihat umum
Ada banyak kesalahan atau peringatan yang dipaparkan oleh pengarang kitab ini, sebagian diantaranya adalah sebagai berikutPertama, menjaga tarqiq (tipis) nya huruf ain (ع) ketika mengucapkan kata (يًعْرَفُ)
Kedua, menjaga tarqiq nya huruf ha (ح) beserta hams nya saat mengucapkan kata (يَحْيَى)
Ketiga, menjaga tarqiq nya huruf ba (ب) dan ain (ع) ketika mengucapkan kata (بَعْضُ)
5. Kesalahan yang Sya'i'ah (seringkali terjadi)
Di sub pembahasan ini, pengarang kitab membuat daftar kesalahan masing-masing kata dengan mengumpulkannya sesuai letak di surah mana ia berada. Urut mulai dari surah al-Baqarah hingga surah al-Ikhlas. Tentunya yang dicantumkan adalah kesalahan yang dianggap biasa terjadi oleh pengarang kitab.Bisa dikatakan juga, inti dari kitab ini berada di sub pembahasan ini. Semua kesalahan-kesalahan yang berada di sub bab lain juga dicantumkan kembali di daftar kesalahan ini. Contoh kesalahan lainnya misalnya tidak perlu ada idgham saat membaca sambung di ayat pertama al-Qalam
6. Kesalahan dalam hal waqaf dan Ibtida
Ada beberapa penjelasan yang dipaparkan oleh pengarang kitab, beberapa kesalahan yang harus diperhatikan oleh para pembaca al-Quran dalam hal waqaf dan ibtida adalah sebagai berikut :Pertama, tidak boleh membaca sukun di setiap akhir ayat jika masih menyambungkan ke ayat berikutnya. Dengan kata lain, tidak boleh menggabungkan waqaf dengan washal. Jika ingin berhenti atau waqaf maka membaca sukun, sebaliknya jika washal maka tidak perlu dibaca sukun.
Kedua, tidak boleh ibtida di kata yang dapat merusak makna
Ketiga, waqaf qabih atau waqaf yang buruk adalah berhenti di kata yang tidak sempurna baik lafadz maupun makna nya.
Demikian artikel singkat berjudul "Ringkasan Kitab Akhtha Sya`iah Fi Tilawah al-Quran". Ringkasan dan terjemahan kitab ini dari penulis sendiri, silahkan berkomentar atau bertanya. Semoga bermanfaat. Terima kasih.