Mad Iwadh
Mad Iwadh -
Bab Mad merupakan salah satu Bab dengan uraian yang bercabang. Diantara hukum bacaan nya terdapat penjelasan yang singkat dan mudah, serta ada juga pembahasan yang rumit dan panjang. Salah satu hukum bacaan Mad yang singkat dan mudah adalah Mad Iwadh? Apa pengertian hukum bacaan Mad Iwadh? Bagaimana cara membaca Mad Iwadh? Dan apa saja contoh-contoh hukum bacaan Mad Iwadh?
Pengertian dan Cara Membaca Mad Iwadh
Secara bahasa, Mad Iwadh atau Madd al-'Iwadh (مَدُّ الْعِوَضِ) terdiri dari dua kata yaitu Mad dan Iwadh. Mad artinya panjang, sedangkan Iwadh berarti ganti. Secara istilah Ilmu Tajwid, Mad Iwadh adalah memanjangkan fathah biasa yang menggantikan fathah tanwin ketika dibaca waqaf.
Dengan kata lain, Mad Iwadh hanya terjadi ketika dalam keadaan waqaf atau berhenti. Dan Mad Iwadh hanya terjadi ketika waqaf pada kata yang berakhiran tanwin nashab, sehingga jika waqaf atau berhenti, maka fathah tanwin tersebut diganti menjadi fathah panjang.
Cara membaca Mad Iwadh adalah mengganti fathah tanwin menjadi fathah biasa dengan panjang sekitar 2 harakat atau 1 alif. Mad Iwadh ini juga merupakan Mad yang serupa atau cabang dari Mad Thabi'i atau Mad Asli yang sama-sama dibaca 1 alif atau 2 harakat.
Semua kata yang berakhiran tanwin nashab (fathah tanwin) apabila dibaca waqaf, maka berubah menjadi hukum bacaan Mad Iwadh. Pengecualian pada kata yang berakhiran ta' marbuthah (ة), karena waqaf pada kata yang berakhiran ta' marbuthah sekalipun fathah tanwin, ia tetap berubah menjadi ha' sukun.
Contoh-Contoh Mad Iwadh
Contoh-contoh terkait hukum bacaan Mad Iwadh cukup mudah ditemukan di dalam al-Quran. Hukum bacaan Mad Iwadh bisa ditemukan di akhir ayat atau di tengah ayat. Dengan kata lain, setiap kata berakhiran fathah tanwin lalu dibaca waqaf maka menjadi Mad Iwadh, dengan ketentuan-ketentuan yang dimilikinya.
Berikut ini penulis pilihkan contoh-contoh Mad Iwadh yang terdapat di akhir-akhir ayat. Kata yang mengandung hukum bacaan Mad Iwadh diberi warna merah untuk mempermudah pencarian. Ditambah nama surah dan nomor ayat nya.
1. QS An-Nisa ayat 28
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
2. QS Al-Isra ayat 3
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا
3. QS Al-Kahf ayat 3
مَاكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا
4.QS Maryam ayat 3
إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا
5. QS Al-Furqan ayat 11
بَلْ كَذَّبُوا بِالسَّاعَةِ ۖ وَأَعْتَدْنَا لِمَنْ كَذَّبَ بِالسَّاعَةِ سَعِيرًا
Pertanyaan-pertanyaan
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan-pertanyaan seputar hukum bacaan Mad Iwadh, yang mungkin juga merupakan pertanyaan para pembaca. Para pembaca atau pengunjung dapat mengajukan pertanyaan dengan cara menulis di kolom komentar.
Q : Semua kata yang berakhiran fathah tanwin dapat menjadi Mad Iwadh apabila dibaca waqaf, kecuali ta' marbuthah. Apa contohnya?
A : Kata-kata yang berakhiran ta' marbuthah dengan fathah tanwin dapat ditemukan di dalam al-Quran, meskipun tidak di akhir ayat. Berikut beberapa contohnya
QS Ali Imran ayat 8
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
QS Al-Anfal ayat 45
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
QS At-Taubah ayat 126
أَوَلَا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُونَ
Q : Apakah terdapat tambahan lainnya terkait Mad Iwadh?
A : Di dalam beberapa kitab tajwid, terdapat tambahan terkait Mad Iwadh. Tambahan yang dimaksud adalah isim maqshur. Isim maqshur adalah isim (kata benda) yang diakhiri dengan alif lazimah (tetap) atau alif layyinah (berbentuk huruf ya'). Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh isim maqshur (diberi warna merah) berikut ini:
QS Al-Qiyamah ayat 36
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
QS Al-Baqarah ayat 125
وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
QS Fushshilat ayat 44
وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلَا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ ۖ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ ۖ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى ۚ أُولَٰئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ
Dijelaskan bahwa tanwin dalam isim maqshur berbeda dengan tanwin nashab yang terdapat dalam Mad Iwadh, meskipun keduanya sama-sama menggunakan fathah tanwin. Dalam kasus Mad Iwadh, tanwin nashab diganti dengan mad tambahan berupa alif tambahan ketika waqaf.
Sedangkan tanwin dalam isim maqshur, yang ketika waqaf dibaca alif panjang, merupakan asli dari kalimat tersebut sehingga tidak masuk ke dalam pengertian Mad Iwadh. Lalu apa hukum bacaan nya jika dibaca waqaf pada isim maqshur? Hukum bacaannya adalah Mad Asli atau Mad Thabi'i.