Ringkasan Kitab Atlas Tajwid (Bag-2)
Ringkasan Kitab Atlas Tajwid (Bag-2) -
Salah satu kitab atau referensi yang cukup mudah dipahami adalah kitab "Athlas Tajwid". Salah satu keunggulan kitab ini adalah dibentuk dengan versi bergambar atau ilustrasi Tajwid sehingga para pembaca lebih mudah dalam memahaminya.
Kitab Atlas Tajwid ini dibuat oleh beberapa orang yang salah satunya adalah Dr Ayman Rusydi Suwayd. Ada juga Dr Adil Ibrahim Abu Sya'r. Kitab Atlas Tajwid ini memiliki 224 halaman dan diterbitkan pada tahun 2008.
Sebagaimana disinggung di awal, keunggulan kitab ini adalah ilustrasi atau dibuat seperti atlas sehingga mudah untuk memahami. Selain itu juga dibuat beberapa poin-poin seperti halnya saat presentasi memakai Micr0soft PowerPoint.
Berikut adalah sebagian dari daftar isi yang ada di kitab Atlas Tajwid ini :
- Hukum Ta'awudz dan Basmalah
- Pengertian Ilmu Tajwid
- Kondisi huruf Arab
- Makhraj Umum Huruf
- Sifat Huruf
- Pembahasan tentang Penyempurnaan Harakat
- Dua huruf yang bertemu
- Lam Ta'rif
- Hukum Mim sukun
- Kondisi atau Tingkatan ghunnah
- Hukum nun sukun dan tanwin
- Pembahasan Mad
- Idgham Naqish
- Imalah
- Tujuh Alif
- Asal kata Ni'imma
- Hamzah Washal
- Nabr
- Ilmu Waqaf Ibtida
- Ha Ta'nis
- Mawshul dan Maqthu'
- Perbedaan Rasm Mushaf dan Imla'i
- Contoh-contoh waqaf
Dari sekian banyak judul yang ada di daftar isi di atas, penulis hanya memaparkan beberapa saja. Mengingat kitab ini sudah cukup ringkas dan jelas. Selain itu, pembahasan umum akan dilewati dan memilih pembahasan-pembahasan yang menurut penulis anggap penting saja.
Artikel ini merupakan artikel lanjutan atau bagian kedua. Untuk bagian pertama, silahkan klik di sini. Di bagian pertama membahas Pengertian Ilmu Tajwid, Kondisi huruf Arab, Makhraj Umum huruf, sifat-sifat huruf, dua huruf bertemu, mim sukun, dan tingkatan Ghunnah.
8. Pembahasan Mad
Di dalam kitab ini, tidak terbagi menjadi 2 yaitu Mad Asli dan Mad Far'i, melainkan langsung menyebutkan hukum-hukum bacaan tajwid nya. Yang disebut adalah Mad Thabi'i, Mad al-Iwadh, Mad al-Badal, Mad Muttashil, Mad Munfashil, Mad Aridh, Mad al-Lin, Mad as-Shilah, dan Mad Lazim.
Meskipun begitu, di bagian akhir penulis kitab juga tetap membagi nya ke dalam dua bagian yang ditinjau dari segi panjangnya. Misal yang serupa dengan Mad Thabi'i adalah Mad Badal, Mad as-Shilah as-Sughra, dan mad Iwadh.
Selanjutnya dijelaskan ukuran panjang bacaan Mad disertai penyebutan nya, misalnya 6 harakat itu disebut thul atau isyba'. Misal 5 harakat disebut fuwayq at-tawassuth, dan seterusnya. Disambung dengan kesalahan-kesalahan yang terjadi saat membaca alif Mad, wawu Mad, dan ya Mad.
Salah satu yang menarik dalam kitab ini adalah pembahasan hukum bacaan Mad nya yang cukup rinci, termasuk pembahasan tingkatan kekuatan bacaan Mad serta kaidah Aqwa as-Sababayn. Jika dilihat dari tingkatan kekuatan Mad, maka urutannya dari paling atas adalah
- Lazim
- Muttashil
- Aridh
- Munfashil
- Badal
Salah satu contoh kaidah Aqwa as-Sababayn adalah apabila dalam satu contoh memuat hukum Mad Badal dan Mad Lazim maka yang didahulukan menurut kaidah Aqwa as-Sababayn adalah Mad Lazim nya. Contoh lagi, semisal satu contoh memuat Mad Badal dan Mad Muttashil maka yang dikuatkan adalah Mad Muttashil nya.
9. Tujuh Alif
Dalam al-Quran terdapat 7 alif, yang berada dalam 7 kata, itu tetap ada ketika dibaca waqaf. Namun alif nya tidak terbaca ketika washal. Ketujuh alif tersebut adalah 6 diantara nya terdapat Shifr Mustathil dan sisa nya Shifr Mustathil (kata Salasila dalam QS Al-Insan ayat 4 yang bisa dibaca dua bentuk).
10. Hamzah Washal
Hamzah washal berfungsi sebagai bantuan membaca untuk kata yang diawali dengan sukun. Namun apabila bacaan nya tidak dimulai dari kata yang diawali sukun, maka hamzah washal nya tidak berfungsi. Hamzah washal bisa terdapat di kata benda (isim), kata kerja (fi'il), dan kata sambung (huruf).
Cara membaca Hamzah washal yang berada di kata kerja adalah dibaca dhammah apabila huruf ketiga nya berharakat dhammah dan dibaca kasrah dalam 3 kondisi, yaitu 1) apabila huruf ketiga berharakat kasrah, 2) huruf ketiga berharakat fathah, dan 3) huruf ketiga berharakat dhammah 'aridhah.
Cara membaca hamzah washal yang berada di kata benda adalah selalu dibaca kasrah. Sedangkan cara membaca hamzah washal yang berada di kata sambung (al ta'rif) adalah selalu dibaca fathah. Berbeda dengan hamzah washal, hamzah qatha' adalah hamzah yang terbaca baik di tengah maupun di awal.
11. an-Nabr
an-Nabr adalah mengeraskan suara sedikit lebih tinggi daripada huruf-huruf yang lainnya. an-Nabr dalam al-Quran terletak dalam 5 kondisi, yaitu Pertama, waqaf pada huruf bertasydid, dengan cara mengeraskan suara sedikit huruf bertasydid nya. Kecuali huruf bertasydid nya berupa nun, mim, dan huruf qalqalah.
Kedua, ketika membaca huruf wawu dan ya bertasydid dimanapun berada. Ketiga, ketika perpindahan dari Mad ke huruf bertasydid. Dengan kata lain, membaca an-Nabr pada tasydid yang terletak pada hukum bacaan Mad Lazim Mutsaqqal. Tentunya selain nun dan mim bertasydid.
Keempat, waqaf pada Mad Aridh dan Mad Lin yang diakhiri dengan hamzah. Dan kelima, pada huruf yang tidak terbaca alif tatsniyah nya karena bertemu nya dua sukun. Pembacaan an-Nabr di sini untuk membedakan antara kata mufrad (tunggal) dan tatsniyah (duo).
12. Perbedaan Rasm Mushaf dan Rasm Imla'i
Rasm Imla'i merupakan cara penulisan Arab yang sesuai antara yang ditulis dengan yang dibaca. Itu berbeda dengan Rasm Mushaf. Setidaknya ada 5 perbedaan dalam Rasm Mushaf yang membedakan nya dengan Rasm Imla'i.
Pertama, terdapat huruf yang terbaca meskipun secara tulisan tidak ada. Kedua, huruf yang tertulis namun tidak dibaca. Ketiga, huruf yang tertulis dengan suatu bentuk namun dibaca dengan bentuk lain. Keempat, al-maqthu' dan al-mawshul. Dan kelima, beberapa ta marbuthah ditulis menjadi ta maftuhah.
Demikian ringkasan kitab Atlas Tajwid bagian kedua. Anda dapat melihat ringkasan-ringkasan kitab-kitab tajwid lainnya yang berada dalam situs ini, dalam Daftar Kitab-Kitab Tajwid atau langsung klik di sini. Semoga bermanfaat.