Kaidah Perbedaan Harakat Kata Riwayat Hafsh dan Syu'bah
Sebagaimana yang diketahui, riwayat qiraat yang populer di Indonesia bahkan di dunia saat ini adalah riwayat Hafsh. Imam Hafsh merupakan murid dari Imam 'Ashim. Imam qiraat lain yang masih satu guru dengan Imam 'Ashim adalah Imam Syu'bah.
Dengan kata lain, Imam Hafsh dan Imam Syu'bah merupakan murid seperguruan. Dalam dunia qiraat, terdapat beberapa perbedaan cara membaca al-Qur'an antaran Hafsh dan Syu'bah. Diantara sekian banyak perbedaan, terdapat rumus atau kaidah membaca perbedaan harakat antara keduanya.
Kaidah ini merupakan kaidah ushul (kaidah umum) dari riwayat Syu'bah dan bisa
dipakai dimanapun berada di dalam al-Qur'an. Setidaknya ada 10 (sepuluh) kata
dalam al-Qur'an yang riwayat Syu'bah berbeda harakat dengan riwayat Hafsh.
Kaidah pertama, setiap bentuk jama' yang mengikuti wazan fu'ul (فُعُوْلٌ) dimana ain nya (huruf keduanya) berupa huruf Ya maka fa' nya (huruf pertamanya) diberi harakat kasrah. Misalnya kata buyut (بُيُوْت) maka dibaca biyut (بِيُوْت).
Kaidah ini berlaku dimanapun berada di dalam al-Qur'an dengan kata apa pun seperti uyun, kecuali satu tempat yaitu kata juyub dalam QS An-Nur ayat 31 berikut ini yang ditandai dengan latar belakang warna kuning.
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Kaidah kedua, memendekkan huruf hamzah pada kata rauuf menjadi (رَؤُف) dimana pun ia berada misalnya dalam QS Al-Baqarah ayat 143 atau al-Hasyr ayat 10. Kaidah ketiga, memberi sukun pada huruf tha' pada kata khuthuwaat menjadi (خُطْوَٰتِ) dimana pun ia berada misalnya dalam QS Al-Baqarah ayat 168 atau an-Nur ayat 21.
Kaidah keempat, memberi harakat dhammah huruf dhad pada kata ridhwaan menjadi (رُضْوَٰنَ) dimana pun ia berada seperti dalam QS Ali Imran ayat 15 atau al-Hadid ayat 27. Namun ada yang dikecualikan yaitu di QS Al-Maidah ayat 16 di bawah ini.
يَهْدِى بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضْوَٰنَهُۥ سُبُلَ ٱلسَّلَٰمِ وَيُخْرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذْنِهِۦ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Kaidah kelima, memberi harakat dhammah pada huruf mim dalam kata Mitta menjadi (مُتَّ) dimana pun ia berada seperti dalam QS Maryam ayat 23 dan 66. Kaidah keenam, memberi harakat fathah pada huruf Ya dalam kata mubayyinah menjadi (مُبَيَّنَة) dimana pun ia berada seperti dalam QS an-Nisa ayat 19 dan Al-Ahzab ayat 20.
Kaidah ketujuh, memberi harakat kasrah pada ya kedua dalam kata Ya Bunayya menjadi (يَٰبُنَىِّ) di mana pun ia berada seperti dalam QS Yusuf ayat 5. Namun ada yang dikecualikan yaitu di QS Hud ayat 42 di bawah ini.
وَهِىَ تَجْرِى بِهِمْ فِى مَوْجٍ كَٱلْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ٱبْنَهُۥ وَكَانَ فِى مَعْزِلٍ يَٰبُنَىَّ ٱرْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ ٱلْكَٰفِرِينَ
Kaidah kedelapan, memberi tasydid huruf dzal pada kata tadzakkarun menjadi (تَذَّكَّرُوْنَ) di mana pun ia berada seperti dalam QS al-An'am ayat 152. Kaidah kesembilan, menambahkan alif setelah nun pada kata makaanati menjadi (مَكَانَات) di mana pun ia berada seperti dalam QS Yasin ayat 67
Kaidah kesepuluh, menjadikan sukun huruf ya pada kata mayyit menjadi (مَيْت) di mana pun ia berada seperti dalam QS Ali Imran ayat 27. Namun ada yang dikecualikan yaitu kata mayyit yang tidak menunjukkan sifat kematian yaitu QS Ibrahim ayat 17 dan QS az-Zumar ayat 30.
