Ringkasan Kitab Al-Mufid fi Ilm at-Tajwid (Bag-1)
Salah satu referensi kitab tajwid berbahasa Arab yang bisa menjadi bahan baca-baca atau tambahan pengetahuan terkait ilmu Tajwid adalah kitab berjudul lengkap "al-Mufid fi Ilm at-Tajwid bi Riwayah Hafsh an Ashim min Thariq as-Syathibi" karya Abdurrahman bin Sa'dullah Aytani.
Kitab al-Mufid fi Ilm at-Tajwid ini dicetak pada tahun 2016 M atau 1437 H dalam edisi cetakan kedua. Kitab ini terdiri dari sekitar 260 halaman dengan pengantar yang ditulis oleh Syaikh Ahli Qiraat dari Beirut bernama Syaikh Mahmud bin Ahmad al-'Ikawi.
Dengan melihat jumlah halamannya, kitab ini tergolong kitab yang cukup panjang pembahasannya. Daftar isinya saja bisa memanjang hingga 10 halaman lebih. Di antara daftar isi kitabnya adalah sebagai berikut :
- Lahn
- Tajwid
- Maratib at-Tilawah
- Isti'adzah dan Basmalah
- Ghunnah dan Idgham
- Hukum Nun Sukun dan Tanwin
- Hukum Mim Sukun
- Hukum Mad-Mad
- Hukum Lam Ta'rif dan Lam Sukun
- Makharijul Huruf
- Sifatul Huruf
- Idgham Mutamatsil, Mutajanis, dan Mutaqarib
- Huruf Fawatihus Suwar
- Hukum-Hukum Ro
- Iltiqa' as-Sakinain
- Hamzah Washal dan Qatha'
- Rasm Qur'an
- Waqaf dan Ibtida
- Takbir Awakhir as-Suwar
- Sujud Tilawah
- al-Wujuh al-Jaizah inda Hafsh
- Aktha' Sya'iah fi Tilawah Ba'dh al-Kalimah
- Doa Khatam Qur'an
Itulah 23 judul diantara banyak judul yang ada dalam kitab al-Mufid fi Ilm at-Tajwid. Di antara 23 judul di atas, di sini akan dipaparkan beberapa judul saja yang nantinya akan dibagi ke dalam beberapa artikel atau bagian.
Para pembaca juga dapat melihat ringkasan kitab-kitab tajwid lainnya atau dapat juga melihat daftar kitab-kitab tajwid yang juga menjadi bahan bacaan penulis, dengan cara mengunjungi Daftar Kitab-Kitab Tajwid atau klik di sini.
1. Maratib Tilawah
Dalam membaca al-Qur'an. terdapat tiga tingkatan (maratib) yang dilihat dari segi kecepatan membaca yaitu : Tahqiq, Hadr, dan Tadwir. Tahqiq adalah memberikan hak-hak huruf dengan memanjangkan mad, menjelaskan hamzah, menyempurnakan harakat, dll.
Model Tahqiq ini cocok dipraktekkan para pengajar. Hadr adalah mempercepat bacaan disertai dengan menjaga hukum-hukum tajwid tanpa menghilangkannya. Sedangkan Tadwir adalah pertengahan antara Tahqiq dan Hadr.
Tartil terkandung dalam ketiga tingkatan di atas. Maka barang siapa yang membaca dengan salah satu kecepatan di atas, maka ia sudah menjalankan perintah untuk membaca al-Qur'an dengan tartil. Jadi semuanya masuk tartil.
Tidak boleh terlalu memanjangkan harakat (isyba') terutama bagi pembaca yang menggunakan kecepatan tahqiq. Juga tidak diperkenankan untuk melampaui batas (tafrith) saat pengucapan harakat, dengung, mad, bagi yang menggunakan kecepatan hadr.
2. Ghunnah dan Idgham
Ghunnah adalah suara tambahan merdu yang terkandung dalam huruf nun dan mim yang keduanya keluar dari rongga hidung, tidak ada kaitannya dengan lidah. Ukuran ghunnah menurut sebagian ulama adalah dua harakat seperti mad thabi'i.
Keadaan ghunnah adakalanya dibaca tarqiq dan tafkhim mengikuti huruf setelahnya. Apabila setelah bacaan ghunnah terdapat huruf isti'la, maka ghunnah dibaca tafkhim. Sebaliknya, jika setelah ghunnah terdapat huruf istifal maka dibaca tarqiq.
Dalam ghunnah terdapat lima tingkatan yaitu Akmal (tasydid), idgham, ikhfa dan iqlab, sukun jelas, dan berharakat. Dan dari kelima tingkatan tadi, ghunnah ditampakkan hanya dalam tasydid, idgham, dan ikhfa iqlab.
3. Hukum Lam Ta'rif dan Lam Sukun
Dalam lam ta'rif terdapat dua hukum yaitu idzhar dan idgham. Idzhar adalah menjelaskan lam ta'rif saat bertemu dengan kata benda yang diawali dengan huruf qamariah. Jumlahnya ada 14 huruf. Misalnya al-Iman dan al-Jannah.
Sedangkan Idgham adalah memasukkan lam ta'rif dengan huruf pertama dari setiap kata benda yang berbeda dengan huruf qamariah. Jumlahnya juga ada 14 huruf. Misalnya as-Syams dan an-Nas. Dibaca idgham karena dekatnya kedua makhraj.
Jika lam sukunnya merupakan asli kata maka wajib dibaca idzhar contohnya sulthon dan alzamahum. Jika lam sukunya terletak di ujung kata dan kemudian bertemu huruf yang sejenis atau berdekatan maka dibaca idgham.
4. Huruf Fawatihus Suwar
Huruf-huruf fawatihus suwar adalah huruf-huruf yang menjadi pembuka di sebagian surat dalam al-Qur'an. Jumlahnya ada 14 huruf. Huruf-huruf ini mabni sukun sebagaimana pengucapan huruf hijaiah sesuai namanya.
Huruf fawatihus suwar terbagi menjadi empat kelompok ditinjau dari segi panjangnya. Pertama yaitu huruf yang tidak dibaca panjang yaitu alif. Kedua, huruf yang dibaca panjang 2 harakat seperti mad thabi'i yaitu huruf ha, ya, tha, Ha, dan ro.
Ketiga adalah huruf yang boleh dibaca 4 atau 6 harakat yaitu huruf ain. Dan terakhir keempat adalah huruf-huruf yang dibaca panjang 6 harakat total ada 7 huruf yaitu huruf sin, nun, qaf, shad, lam, kaf, dan mim.
5. Iltiqa' as-Sakinain
Iltiqa' as-Sakinain adalah bertemunya dua huruf yang sama-sama sukun. Jika itu terjadi maka perlu diberikan jalan keluar agar bisa terbaca karena sangat sulit membaca dua sukun bergandengan. Pertama yaitu dengan memberi harakat kasrah pada huruf pertama. Dan inilah kaidah umumnya.
Kedua, memberi harakat dhammah pada wawu jama' mudzakkar. Ketiga, memberi harakat dhammah pada wawu yang terdapat dalam fi'il jama'. Keempat adalah dengan cara membuang huruf sukun pertama.
Dan kelima adalah memberi harakat fathah atau kasrah pada huruf pertama yang didasari pada sima'i (pendengaran dari orang Arab). Misalnya kata minal Jannah (مِنَ الْجَنَّةِ) asalnya adalah sukun nun (مِنْ) dan sukun lam (الْجَنَّةِ). Sukun pertama yaitu huruf nun diberi harakat fathah.
Demikian artikel berjudul Ringkasan Kitab Al-Mufid fi Ilm at-Tajwid (Bag-1). Ringkasan-ringkasan berikutnya akan dipaparkan di artikel Bagian kedua. Anda juga dapat membaca ringkasan kitab-kitab lainnya, dengan cara mengunjungi Daftar Kitab-Kitab Tajwid atau klik di sini.
