Kaidah Hadzf Ya dalam Rasm Usmani
Dalam rasm usmani, terdapat kaidah membuang huruf Ya atau biasa disebut Hadzf al-Ya (حذف الياء). Kaidah ini membuang atau tidak menulis huruf ya yang biasanya tertulis dalam rasm imla'i. Kapan huruf Ya tidak ditulis atau dibuang dalam Rasm Usmani?
Artikel ini menjelaskan kaidah hadzf Ya yang terdapat dalam Rasm Usmani beserta contoh-contohnya. Sebagaimana dikutip dari kitab "al-Muthaf fi Rasm al-Mushaf", huruf Ya tidak ditulis atau dibuang (hadzf al-Ya) jika berada dalam beberapa kondisi.
Pertama, setiap Ya yang menjadi akhir Isim Manqush dalam keadaan rafa dan nashab. Misalnya kata (الداعي) yang dalam Rasm Imla'i selalu menuliskan huruf Ya dalam keadaan apa pun. Sedangkan dalam Rasm Usmani, huruf Ya dibuang jika dalam keadaan rafa' dan nashab menjadi (الداع). Perhatikan contoh dalam QS Al-Baqarah ayat 186:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Adapun jika kata (الداع) dalam keadaan nashab, maka sama seperti Rasm Imlai yang menggunakan huruf Ya menjadi kata (الداعي). Ini dapat ditemukan sebagaimana dalam QS Taha ayat 108 berikut ini :
يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ ٱلدَّاعِىَ لَا عِوَجَ لَهُۥ ۖ وَخَشَعَتِ ٱلْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَٰنِ فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا هَمْسًا
Kedua, setiap Ya yang merupakan dhamir mutakallim muttashil (kata ganti pertama bersambung) baik dalam keadaan nashab maupun jer. Biasanya ditandai dengan harakat kasrah pada huruf sebelumnya. Kecuali Ya dhamir yang terdapat dalam QS Yasin ayat 61.
Adapun salah satu contoh hadzful Ya jenis kedua adalah kata (فاتقون). Dalam Rasm Imlai kata itu selalu tertulis huruf Ya nya menjadi (فاتقوني). Sedangkan dalam Rasm Usmani berlaku kaidah membuang huruf Ya sehingga menjadi kata (فاتقون). Misalnya dalam QS Al-Baqarah ayat 41
وَءَامِنُوا۟ بِمَآ أَنزَلْتُ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَكُمْ وَلَا تَكُونُوٓا۟ أَوَّلَ كَافِرٍۭ بِهِۦ ۖ وَلَا تَشْتَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِى ثَمَنًا قَلِيلًا وَإِيَّٰىَ فَٱتَّقُونِ
Ketiga, jika huruf Ya digunakan sebagai tempat hamzah dan terdapat huruf Ya lainnya baik sebelum maupun sesudahnya, maka huruf Ya yang menjadi tempat hamzah itu dibuang. Yang dimaksud dengan huruf Ya tempat hamzah itu adalah huruf hamzah yang berbentuk Ya, misalnya seperti ini (ئ).
Salah satu contohnya adalah kata muttaki'in (متكين). Dalam rasm Imlai, huruf hamzahnya tertulis dalam bentuk huruf Ya (متكئين). Sedangkan dalam rasm usmani, bentuk huruf Ya tersebut tidak ditulis menjadi (متكين). Misalnya dalam QS Al-Kahf ayat 31.
أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ جَنَّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهِمُ ٱلْأَنْهَٰرُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّن سُندُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِـِٔينَ فِيهَا عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ ۚ نِعْمَ ٱلثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا
Keempat, huruf Ya dibuang jika terdapat dua huruf Ya berdampingan atau dobel Ya dan itu bukan hamzah yang berbentuk huruf Ya. Ini berlaku di semua tempat, tetapi juga terdapat beberapa tempat yang dikecualikan misalnya kata yuhyiha dalam QS Yasin ayat 79.
Salah satu contohnya adalah kata rabbaniyyin (ربانين). Dalam rasm imlai, kata tersebut tetap menggunakan dua huruf Ya berdampingan sehingga tertulis (ربانيين). Sedangkan dalam Rasm Usmani, kata tersebut bersinggungan dengan kaidah hadzf al-Ya dan hadzf al-Alif sehingga menjadi (ربنين). Misalnya dalam QS Ali Imran ayat 79 berikut ini:
مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُؤْتِيَهُ ٱللَّهُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحُكْمَ وَٱلنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا۟ عِبَادًا لِّى مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَٰكِن كُونُوا۟ رَبَّٰنِيِّۦنَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ ٱلْكِتَٰبَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ
Demikian artikel singkat berjudul "Kaidah Hadzf Ya dalam Rasm Usmani". Untuk melihat kaidah-kaidah Rasm Usmani lainnya, silakan kunjungi daftar isi situs ini atau langsung KLIK DI SINI. Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam...