Ringkasan Kitab at-Tamhid fi Ilm Tajwid (Bag-1)
Banyak buku-buku Tajwid berbahasa Arab yang dapat dibaca dan dipelajari. Salah satunya berjudul "at-Tamhid fi Ilm at-Tajwid". Siapa penulis kitab at-Tamhid fi Ilm at-Tajwid? Apa saja yang dibahas di kitab at-Tamhid fi Ilm at-Tajwid?
Kitab berjudul at-Tamhid fi Ilm at-Tajwid ini ditulis oleh Muhammad Ibn Jazari yang ditahqiq oleh Ghanim Qadduri Hamd dan memiliki ketebalan sebanyak 255 halaman. Dicetak pada tahun 2001 dan diterbitkan oleh Muassasah ar-Risalah di Libanon.
Karena kitab ini merupakan kitab tahkik sehingga dijelaskan terkait Ibn Jazari terlebih dahulu baik dari profilnya, karya-karyanya, hingga kata pengantarnya. Ini wajar mengingat Ibn Jazari dikenal sebagai bapak ilmu Tajwid. Adapun isi dari kitab ini adalah
- Bab 1 : Qiraat yang dilakukan Qari Zaman ini
- Bab 2 : Makna Tajwid
- Bab 3 : Pokok ilmu Qiraat
- Bab 4 : Pembahasan Lahn
- Bab 5 : Pembahasan Alif
- Bab 6 : Pembicaraan terkait harakat dan huruf
- Bab 7 : Nama-nama dan sebutan huruf
- Bab 8 : Makhraj huruf
- Bab 9 : Pembahasan nun sukun, tanwin, dan madd
- Bab 10 : Waqaf dan Ibtida'
Artikel ini menjelaskan isi dari kitab at-Tamhid fi Ilm at-Tajwid yang berbentuk ringkasan dan rangkuman. Ada beberapa pembahasan yang diloncati karena tidak semua dibahas. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat membaca kitabnya secara langsung.
Bab 1 : Qiraat yang dilakukan Qari Zaman ini
Salah satu hal yang dibuat-buat manusia (bid'ah) terkait membaca al-Quran adalah suara nyanyian. Hal ini telah diingatkan oleh Rasulullah bahwa nanti akan muncul kaum yang membuat hal-hal itu dan Nabi melarangnya.
Banyak orang yang membuat-buat dan melebih-lebihkan bacaan. Ada yang dinamakan tathrib yaitu berlebihan dalam bersenandung dan melagukan bacaan al-Quran sehingga memanjangkan semua bacaan padahal tidak dibaca mad.
Ada juga yang disebut dengan tahzin yaitu membaca al-Quran dengan mengabaikan kejelasan dan kesempurnaan bacaan serta membaca dengan cara lain seolah-olah sedang menangis dan amat bersedih. Padahal syekh qiraat tidak ada yang mempraktikkannya karena mengkhawatirkan riya atau pamer.
Bab 2 : Makna Tajwid
Tajwid merupakan mashdar dari kata jawwada tajwidan yang artinya ujung dari kesempurnaan bacaan. Bacaan disebut dengan mujawwad jika sudah mencapai hak-hak huruf yang konsisten, terpenuhinya keindahan tilawah, dan melakukan bacaan dengan baik.
Perbedaan antara tartil dan tahqiq adalah tartil merupakan bacaan yang disertai dengan tadabbur, tafakkur, dan istinbath. Sedangkan tahqiq merupakan latihan lisan dan lidah untuk memperbaiki pengucapan masing-masing huruf dengan sempurna.
Bab 3 : Pokok ilmu Qiraat
Yang dimaksud dengan pokok ilmu qiraat adalah pokok-pokok ilmu qiraat yang biasa menjadi perbedaan di antara satu imam dengan imam qiraat lainnya seperti Mad, Lin, Isyba', Idgham, Ikhfa, Tashil, Naql, Takhfif, dan lain-lain.
Salah satu contohnya adalah Isymam. Isymam merupakan istilah yang merujuk pada mengumpulkan dua bibir (monyong) misalnya ada qiraat yang meng-isymam-kan kata "qila". Istilah ini juga digunakan untuk pencampuran dua huruf semisal qiraat yang membaca huruf shad menjadi za di kata "shirath."
Ada juga istilah tahqiq yang merupakan lawan kata dari tashil. Jika tashil itu membaca huruf dengan ringan atau kurang jelas sebagaimana saat ada dua hamzah pada kata aa'jamiy, maka kebalikannya, tahqiq adalah mengucapkan huruf dengan tegas dan jelas.
Bab 4 : Pembahasan Lahn
Lahn atau kesalahan membaca terbagi menjadi dua yaitu lahn khafi dan lahn jali. Batasan antara lahn jali dan khafi adalah apakah mudah diketahui baik itu mengubah makna atau tidak. Misalnya perubahan harakat dari fathah ke kasrah itu merupakan lahn Jali.
Sedangkan lahn khafi hanya diketahui oleh orang-orang yang mendalami ilmu tajwid seperti kesalahan dalam takrir huruf Ro, kesempurnaan harakat, pengucapan idgham dan idzhar, ketebalan dan ketipisan suatu huruf, dan lain-lain.
Contoh batasan lahn yang merupakan Lahn Jali adalah mengubah harakat huruf ta menjadi dhammah pada kata "an'amta" yang terdapat dalam QS al-Fatihah ayat 7. Adapun contoh lahn Jali yang tidak mengubah makna adalah membaca alhamdulillahu yang seharusnya alhamdulillahi.
Bab 5 : Pembahasan Alif
Alif yang dibahas di sini merupakan pembahasan dalam ilmu Nahwu, tetapi tidak semua dibahas karena yang diutarakan hanya yang perlu diketahui oleh para pembaca al-Quran. Pembahasan ini perlu diketahui karena mempengaruhi terkait waqaf dan Ibtida.
Alif dalam kata kerja (fiil) terbagi menjadi 6 macam yaitu alif asal, alif washal, alif qatha', alif mukhbir an nafsihi (alif yang terletak setelah fi'il yang berdhamir ana), alif istifham (pertanyaan), dan alif ma lam yusamma failuhu (mabni dhammah).
Sedangkan alif yang terletak di awal kata benda atau isim terbagi menjadi 4 yaitu alif washal (kata ism, ibn, isnain, dll), alif asal, alif qatha, dan alif istifham. Dalam isim, yang perlu hati-hati saat menemukan alif washal untuk menentukan harakat terlebih dahulu.
----------
LANJUT KE BAGIAN KEDUA
----------
Demikian artikel berjudul "Ringkasan Kitab at-Tamhid fi Ilm Tajwid (Bag-1)". Untuk ringkasan kitab lainnya, silakan KLIK DI SINI. Anda juga bisa meminta atau mengusulkan judul artikel berikutnya dengan tulis di komentar. Terima kasih.