Ringkasan Kitab at-Tamhid fi Ilm Tajwid (Bag-2)
Lanjutan dari artikel sebelumnya yang membahas Ringkasan Kitab at-Tamhid fi Ilm Tajwid, pada kesempatan kali ini meneruskan ke bagian kedua. Untuk melihat rangkuman kitab lain, KLIK DI SINI. Untuk melihat seluruh konten situs, silakan KLIK DI SINI.
Kitab berjudul at-Tamhid fi Ilm at-Tajwid ini ditulis oleh Muhammad Ibn Jazari yang ditahqiq oleh Ghanim Qadduri Hamd dan memiliki ketebalan sebanyak 255 halaman. Dicetak pada tahun 2001 dan diterbitkan oleh Muassasah ar-Risalah di Libanon.
Karena kitab ini merupakan kitab tahkik sehingga dijelaskan terkait Ibn Jazari terlebih dahulu baik dari profilnya, karya-karyanya, hingga kata pengantarnya. Ini wajar mengingat Ibn Jazari dikenal sebagai bapak ilmu Tajwid. Adapun isi dari kitab ini adalah
- Bab 1 : Qiraat yang dilakukan Qari Zaman ini
- Bab 2 : Makna Tajwid
- Bab 3 : Pokok ilmu Qiraat
- Bab 4 : Pembahasan Lahn
- Bab 5 : Pembahasan Alif
- Bab 6 : Pembicaraan terkait harakat dan huruf
- Bab 7 : Nama-nama dan sebutan huruf
- Bab 8 : Makhraj huruf
- Bab 9 : Pembahasan nun sukun, tanwin, dan madd
- Bab 10 : Waqaf dan Ibtida'
Artikel ini menjelaskan isi dari kitab at-Tamhid fi Ilm at-Tajwid yang berbentuk ringkasan dan rangkuman. Ada beberapa pembahasan yang diloncati karena tidak semua dibahas. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat membaca kitabnya secara langsung.
Bab 6 : Pembicaraan terkait harakat dan huruf
Orang-orang berbeda pendapat terkait mana yang lebih dahulu antara huruf atau harakat, atau tidak ada yang mendahului antara keduanya. Ada sebagian yang mengatakan bahwa huruf sebelum harakat, dengan argumentasi bahwa saat huruf sukun itu berhenti dan baru bergerak saat diharakati.
Ada juga yang berpendapat bahwa harakat yang lebih dahulu daripada huruf. Mereka menjelaskan bahwa saat harakat memanjang maka melahirkan huruf-huruf baru sebagaimana dhammah yang melahirkan wawu, fathah melahirkan alif, dan lain-lain.
Sementara yang terakhir mengatakan bahwa keduanya tidak saling mendahului, melainkan bekerja bersama-sama. Ada juga orang-orang berbeda pendapat, terutama ahli nawhu, terkait tiga harakat apakah diambil dari huruf mad atau sebaliknya.
Bab 7 : Nama-nama dan sebutan huruf
Jumlah laqab atau sebutan huruf-huruf hijaiah adalah sepuluh sesuai yang telah diberi nama oleh Khalil bin Ahmad dalam kitabnya. Pertama huruf halqiyyah yaitu huruf yang keluar dari tenggorokan. Hurufnya ada 6 yaitu hamzah, Ha, ha, ain, kha, dan ghain.
Kedua Lahawiyah yaitu huruf qaf dan kaf. Ketiga Syajriyahh yang hurufnya adalah jim, syin, dan dhad. Keempat huruf asaliyyah yaitu huruf shad, sin, dan za. Kelima huruf Nath'iyyah yang berjumlah tiga yaitu huruf ta, dal, dan tha.
Keenam huruf Litsawiyyah yang tiga yaitu huruf tsa, dzal, dan dza. Ketujuh huruf dzalqiyyah yang artinya ujung, hurufnya lam, ro, dan nun. Kedelapan huruf Syafahiyyah hurufnya fa, ba, dan mim. Kesembilan huruf Jaufiyyah yaitu huruf alif, wawu, dan ya. Kesepuluh huruf hawaiyyah yang sama dengan Jaufiyah hurufnya.
Adapun pembahasan sifat huruf di antaranya huruf mahmusah, majhurah, syadidah, rikhwah, zawaid, mudzabdziyah, ashliyyah, ithbaq, munfatihah, isti'la, mustafilah, shafir, qalqalah, ibdal, mad, lin, hawaiyyah, khofiyyah, illah, tafkhim, imalah, mukhalithah, mukarrar, ghunnah, inhiraf, jarsyi, mustathil, mutafasyyi, dan lain-lain.
Bab 8 : Makhraj huruf
Makhraj huruf menurut khalil dan yang mengikutinya ada 17 makhraj. Menurut sibawaih dan pengikutnya ada 16 makhraj yang menafikan huruf jaufiyah. Sementara Farra dan sahabatnya hanya ada 14 makhraj yang menjadikan makhraj huruf dzalqiyyah menjadi satu.
Kitab ini kemudian menjelaskan sifat-sifat yang ada di dalam huruf satu per satu. Di dalamnya juga dibahas hubungan dengan huruf lain serta cara membacanya, misalnya saat membahas huruf ta disebutkan apabila bertemu huruf tha maka sifat hamsnya tidak dibaca dan lain sebagainya.
Contoh huruf ghain. Huruf ghain keluar dari makhrajnya huruf kha yaitu makhraj terakhir di tenggorokan yang dekat dengan mulut yang memiliki sifat-sifat berupa majhurah, rikhwah, munfatihah, dan musta'liyah.
Jika huruf ghain bertemu huruf-huruf halqi atau tenggorokan maka wajib menjelaskan pengucapannya. Begitu pula ketika bertemu huruf qaf. Baik huruf ain dan qaf merupakan makhraj yang dekat dan jauh dengan ghain sehingga dikhawatirkan terjadinya ikhfa dan idgham.
Contoh huruf mim. Huruf mim keluar dari makhraj ke-12 yang ada di mulut yang sama dengan makhraj ba dengan memiliki sifat-sifat huruf majhurah, baina syidda wa rakhawah, munfatihah, dan mustafilah. Huruf mim itu saudara huruf ba karena makhrajnya sama.
Huruf mim juga satu saudara dengan nun karena sama-sama memiliki sifat ghunnah. Jika mim itu sukun dan bertemu huruf ba, maka dari ahli al-ada' terdapat perbedaan. Ada yang membaca idzhar, ikhfa, dan idgham.
Bab 9 : Pembahasan nun sukun, tanwin, dan madd
Tanwin adalah nun sukun yang hanya di lafal bukan di tulisan, dan hanya terletak di kata benda. Hukum nun sukun dan tanwin terbagi menjadi lima yaitu idzhar, idgham dengan ghunnah, idgham tanpa ghunnah, iqlab, dan ikhfa.
Adapun hukum Mad terbagi menjadi dua yaitu thabi'i dan ardhi. Pembahasan thabi'i telah jelas, sedangkan mad ardhi adalah mad thabi'i yang bertemu dengan sesuatu yang mewajibkan memanjang. Hal yang mewajibkan bisa berupa hamzah, sukun, maupun tasydid.
Bab 10 : Waqaf dan Ibtida'
Para ulama berbeda pendapat terkait pembagian waqaf. Perbedaan ini sangat luas dan banyak. Adapun yang dipilih, terbagi menjadi empat yaitu tam mukhtar (sempurna itu dipilih), kafi jaiz (cukup boleh), hasan mafhum (dipahami dengan baik), dan qabih matruk (yang buruk ditinggalkan).
Pembagian dan penjelasan terkait pembagian empat macam waqaf itu kurang lebih mirip dengan yang ada pada kitab tajwid sekarang. Kitab ini juga menambahkan perhatian terkait waqaf dan ibtida pada kata-kata sambung seperti kalla, tsumma, am, bal, dan lain-lain
Demikian artikel berjudul "Ringkasan Kitab at-Tamhid fi Ilm Tajwid (Bag-2)". Untuk ringkasan kitab lainnya, silakan KLIK DI SINI. Anda juga bisa meminta atau mengusulkan judul artikel berikutnya dengan tulis di komentar. Terima kasih.